"Kenaikan harga BBM tidak mematikan ekonomi Indonesia, justru meningkatkan perekonomian Indonesia," kata Tigor dalam acara 10th Annual Capital Market Outlook Citi Securities Services Indonesia di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin (17/11/2014).
Dia menjelaskan, dampak kenaikan harga BBM hanya bersifat jangka pendek saja, yaitu selama empat hingga enam bulan. Ketika waktu jangka pendek terlewati, maka daya beli dan beban yang ditanggung oleh perusahaan normal kembali.
Menurut Tigor, dana subsidi Rp1 triliun tiap harinya, hal itu sama saja menghabiskan anggaran mencapai Rp1 triliun/hari.
"Dana itu bisa diarahkan ke sektor produktif. Seperti pembangunan MRT, tahap pertama yang butuh dana Rp18 triliun. Kita bisa dapatkan dana itu dari aliran dana subsidi BBM tersebut, tinggal dialihkan saja," ucapnya.
Namun demikian, Tigor memerkirakan sentimen kenaikan BBM ini tidak akan membuat angka inflasi lebih dari 7 persen. "Tidak lebih dari 7 persen, asalkan kenaikan yang dilakukan pemerintah hanya berkisar Rp2.000-Rp3.000 per liter," tukasnya.
Gambar
0 komentar:
Posting Komentar